Sabtu, 25 Juli 2009

GET BENEFIT BY INVESTING IN GOLD COINS

Now all people all around the world really worry about the crisis which has been runing since the previous year. Everything will be worse if we unable to understand the real condition covered us. Everything at present day is really fragile and unstable. Esspecially for the money you have, because of inflation, your money's value will be decreased, and no longger wealth.

This information should be important for you to determind your deciosion to save your wealth value. There are some ways to save your wealth. But, I just want to recommend you a way in saving your money and your wealth in better way. It is about gold. According to the history of economic in this world, wherever it is, gold always to be excellent thing. Gold is always stable, wheather in good or bad cindition. it is just because of excellent substance of the gold, and all people all around the world have same understanding about it. Therefore, it is better for us to save our wealth in gold instrument.

Some people are really interested with this investment. They have big desire to invest in this way. But they get problem because of confusions about this way. If we have more information i guess it is easy for us to know and understand the mechanism in investing with gold. And we will be able to invest easilly. For example, at present day there are some company that provide service for the people who want to invest in gold instrument. Most of them used gold coins as instrument. The thing you need to do is just find more information and understand the procedure. just follow the rule have been determined.

There are many kind of gold coins. you are freely to choose the gold coins you like. Finally, I recommend you to save your money in good investment by investing in gold coins.

Senin, 25 Mei 2009

paradise valley is the best option

I think no man living who want to suffer, all people want to live anywhere with a happier, have fun and comfort, including a home that has luxury facilities and the fun. I believe it will, because I also think so, and of course you are so.

but the question is, where and how we can get house is like the Garden as comfort as it? to this question you need not be confused again, homes in paradise valley is the right answer for you. all your dreams and desires to live in a house is like heaven will you get in this place.

furthermore, you will feel more comfortable because this place is settled by only a few people if compared with other places. for facilities, if you like playing golf but have not advanced to play golf, do not worry, here you can easily find and join a golf course. that only very few examples, and, of course, is still so much ease that you can get in paradise valley, and I am sure you will not be disappointed.

and also remember, a good place usually inhabited by famous people, because they are not going to stay in a common place. here are some famous people who once lived in paradise valley Barry Goldwater, Billy Graham, Mike Tyson, Erma Bombeck, Caleb Reese (The Instant Classics Lead Singer), Dan Quayle, Sandra Day O'Conner and former MLB player Mark Grace.

Rabu, 08 April 2009

WELCOME CRISIS, LET US FEEL MORE ‘SENSATION’ OF YOU

Roger wiegand, analis klico.com memprediksi keadaan yang lebih buruk pada tahun 2009. dalam tulisannya, ‘our prediction 2009’ ia memprediksi:
1. akan terjadi gelombang kredit macet yang lebih besar dari kredit perumahan
2. terjangan gelombang besar pertama dari kredit macet otomotif
3. lebih dari us $ 40 M kartu kredit yang macet, memukul bank pemberi kredit
4. terjadi geloombang pertama kegagalan kredit dan penyitaan pertokoan, gedung perkantoran dan bangunan bisnis lainya.
5. pukulan akhir dari cds (credit devault swaps) yang hangus. Kabarnya total mencapai us$ 500 T.

Lebih jauh lagi dijelaskan bahwa pengangguran nasional di USA menembus angka 16%. Angka yang diakui pemerintah adalah setengahnya. Tahun 2009 angka pengangguran akan menyamai angka di tahun 1930an yaitu lebih dari 25 %. Bahkan pediksi riil angka pengangguran bisa berkisar 30-40 %. Laporan terakhir memperlihatkan bahwa jumlah orang yang harus diberi bantuan makanan mencapai 11juta orang dengan 700.000 anak kelaparan setiap hari. Kami menduga jumlah yang harus diberi bantuan makanan bisa mencapai 35juta orang. Yang menyedihakan pemerintah tampaknya tidak siap menghadapi bencana ini. Yang lebih buruk, kekacauan karena makanan dan kekerasan kepada kelompok kaya akan menjadi seseuatu yang biasa

Dengan melihat perkembangan kondisi sekarang ini, sepertinya tidak layak dan tidak juga rasional untuk menyebut bahwa kapitalisme adalah akhir sejarah sebagaimana francise fukuyama katakana. Hal ini senanda dengan apa yang dinyatakan sakozy kepada aljazera, ‘sesungguhnya kondisi keguncangan yang dipicu oleh pasar financial amerika telah meletakan akhir bagi ekonomi bebas’. Ia melanjutkan ‘sesungguhnya ide kekuatan pasar secara mutlak dan tidak boleh adanya pembatasan dengan peraturan dan intervensi politis merupakan ide gila. Ide bahwa pasar selalu berada di atas kebenaran juga merupakan ide gila.

Maka, marilah kita sambut kehancuran kapitalisme, dan rasakanlah ‚’sensasi’ akhir hayat kapitalisme. Habis gelap terbitlah terang, kapitalime mati, islam bangkit.

INDONESIA JADI KERAJAAN AJA, YANG GA ADA PEMILUNYA, LEBIH HEMAT.

Pemimpin eksekutif tertinggi di negeri yang pemimpinnya dipilih pake pemilu disebut preseden, dan sistemnya biasa disebut dengan demokrasi. Kalo pemimpin Negara yang dipilih berdasarkan keturunan disebut kerajaan. Dalam system kerajaan pemilu ga kepake, makannya irit biaya, ga kaya sekarang 50 triliyun Cuma milih pemimpin. Jadi dalam hal hemat-hematan memilih pemimpin system kerajaan sepertinya jauh jauh lebih irit. Dalam tinjauan ini demokrasi dan pemilunya knock out, kalah telak pokoknya.

Sepanjang yang saya tahu, yang dosen ajarin, bahwa dalam berbisnis kita harus mempertimbangkan apakan biaya yang kita keluarkan akan setidaknya sebanding dengan keuntungan yang kita dapatkan. Kalo merugikan kita batal aja, tapi kalo sebanding ato mungkin malah untuk patut untuk dilanjutkan. Dan saya piker ilmu ekonomi ini juga relevan untuk diterapkan dalam memilih pemimpin saat ini.

Kalo biaya sekitar 50 T itu bisa memilih pemimpin yang mampu memberikan lebih buanyak, kita perlu mempertimbankan. Misalnya gini, dengan 50T kita bisa mendapatkan pemimpin Negara seperti Umar bin Khatab yang ga mau makan enak, Cuma roti murah yang diolesi minyak ketika masa paceklik dan kekurangan pangan di madinah, bahkan mengangkat dan menyampaikan sendiri makanan untuk rakyatnya. Atau seperti khalifah Harun al Rasyid yang memberikan hadiah hingga 100 dinar untuk para penuntut ilmu. Atau seperti khalifah Al Mustanshir membangun madrasah al Mustanshiriyah yang bebas biaya. Atau seperti sultan Nuruddin M Zanki yang membangun madrasah An Nuriyah dengan sarana lengkap dan bebas biaya. Atau seperti khalifah Umar bin Abdul Aziz yang mampu mensejahterakan seluruh rakyatnya hanya dalam waktu 3 tahun. Kalo pemimpin yang diperoleh seperti itu, saya rasa prlu untuk dipertimbangkan.

Lha kalo sekarang…. Ada yang berani memastikan kalo uang rakyat yang 50 T itu bisa menghasilkan pemimpin idaman? Ada? Terlalu berani kalau ada saya rasa. Pokoknya sekarang gini aja –ni pendapat saya pribadi-, karena sepertinya cost tidak sebanding dengan benefit, maka sebagaimana pertimbangan seorang yang rasional, maka sebaiknya kita tinggalkan saja pemilu. Pokoknya ga urusan gitu.

Ngomong-ngomong, kalo sistemnya diganti ja gimana ya? Kita ganti ja ma yang lain, kerajaan atau imamah gitu, kayaknya lebih baik n lebih irit.

Sabtu, 04 April 2009

Rp 4.727 TRILIYUN BEREDAR PADA PROSES PEMILU 09, BERAPA YANG DIRASAKAN RAKYAT?

Media Umat: seorang caleg golkar mengatakan bahwa seorang caleg DPR Ri harus menyediakan dana minimal Rp 400 Juta. Maka jika calon legislative yang tercatat saat ini berjumlah 11.686 orang untuk DPR maka nilai uang yang beredar untuk aktifitas ini sekitar 4.727 trilyun rupiah. Perhitungan ini belum termasuk pengeluaran dari 471 DPRD kabupaten/kota dan 33 DPRD profinsi yang jumlah calegnya mencapai puluhan ribu orang.

Perhitungan di atas hanya untuk caleg saja, belum termasuk pilpres dan wapres. Sebagai bahwan perhitungan, pada pilpres tahun 2004 pasangan wiranto dan salahudin wahid melaporkan pengeluaran sebesar Rp 86 M, pasangan Megawati Hasyim Muzadi sebesar Rp 84 M, pasangan SBY JK sebesar Rp 74 M, pasangan amin siswono sebanyak Rp 16 M, dan hamzahaz agung gumelar sebanyak Rp 16 M. total keseluruhan sebesar Rp 270 M.

Menurut rizal subiakto CEO hotline advertising memperkirakan tahun 2008 dan 2009 ikalan politik bisa mencapai 3-4 kali lipat lebih besar dari tahun 2007. sementara Irfa wachid dari 25frame Indonesia production menyatakan seorang politikus nasional akan menghabiskan 5-10 M untuk biaya poles diri di hadapan pemilih.
Selain itu penyelenggaraan pemilu 2009 sendiri membutuhkan biaya yang sangat besar. Anggaran formal yang telah disetujui DPR adalah sebesar 14,2 T. Jusuf kalla juga memperkirakan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pemilu dan pilkada di Indonesia selama 5 tahun bisa mencapai tak kurang dari 200T.

PERTANYAANNYA, ADAKAH YANG DINIKMATI RAKYAT?

KESEJAHTERAAN ALA PEMILU; AHISTORIS DAN LEMAH KONSEP

Terdapat begitu banyak harapan dan tanggapan terkait dengan pesta demokrasi pada tahun ini. Mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera menjadi harapan dan tujuan utama dari penyelenggaraan pemilu kali ini. Hal ini juga terjadi pada pemilu-pemilu sebelumnya dimana selalu membawa nuansa indah dan meyakinkan bagi masyarakat yang telah dan sedang terkungkung dalam kemiskinan sekian lama.

Optimisme terhadap terwujudnya kemakmuran dan kesejahteraan dari penyelenggaraan pemilu begitu deras diluncurkan oleh para praktisi politik dan akademisi pro demokrasi dan pemilu. Keyakinan akan pengeruh positif pemilu terhadap kesejahteraan mungkin sudah begitu dalam menghujam dalam hati dan otak mereka, selain tentu saja karena konsekuensi logis atas dukungan mereka terhadap demokrasi. Karena tidak akan pernah ada demokrasi tanpa pemilu.

Tidak menjadi masalah sebenarnya, karena hal itu adalah hak tiap-tiap individu. Yang menjadi masalah utama adalah kebenaran asumsi dan prediksi mereka akan kaitan yang erat dan sejajar antara kesejahteraan dengan pemilu dan demokrasi.

Asumsi bahwa pemilu dan demokrasi perpengaruh postitif terhadap kesejahteraan perlu dikaji dan dipertanyakan kembali. Belajar dari fakta-fakta terdahulu tentang pemilu dan demokrasi, apabila memang terdapat hubungan yang erat maka dapat dipastikan tidak akan ada lagi manusia-manusia miskin dan terbelakang hingga saat ini, atau setidaknya tidak terdapat jumlah yang berarti. Namun tidaklah demikian pada kenyataannya, pendidikan kita masih semrawut dan konyol, orang miskin masih begitu banyak, busung lapar dan kurng gizi masih menjadi topik-topik berita berhari-hari, makin terbuktinya jargon ‘orang kaya dilarang sakit, tingkat kriminalitas yang makin meninggi, kehidupan dan gaya hidup remaja yang makin tidak beres dan lain sebagainya yang menunjukan bahwa kehidupan saat ini masih sama dengan tahun-tahun lalu, bahkan mungkin lebih buruk.

Maka sebenarnya, jelaslah bahwa tidak ada hubungan sejajar sama sekali antara pemilu, demokrasi dan kesejahteraan, yang ada malah sebaliknya. Dan tentu saja hal yang sama berlaku pada pemilu yang akan kita laksanakan pada tahun ini. Dari sisi bisa dikatakan bahwa harapan dari para pendukung demokrasi adalah ahistoris.

Kemudian apabila ditinjau dari segi konsepsi, maka pemilu dan demokrasi juga berada pada posisi yang sama. Artinya tidak ada relevansi antara keberhasilan pemilu dan demokrasi dengan kesejahteraan. Pemilu hanyalah sekedar mekanisme pemilihan wakil rakyat dan presiden. Terpilihnya mereka hanya menandakan suksesnya penyelenggaraan pemilu saja, tidak lebih. Sehingga tidak berarti tercapainya juga kesejahteraan secara beriringan.

Andai saja ada hubungan yang sejajar tentu dengan terpilihnya wakil rakyat dan presiden maka seketika itu pula kesejahteraan terwujud. Namun hal itu sama sekali tidak terjadi, dan tidak akan pernah terjadi, dan semua masih tetap sama, tetap menderita. Kesimpulannya adalah bahwa pemilu dan demokrasi bukan kunci yang tepat untuk kesejahteraan, bahkan malah sebaliknya, pemilu dan demokrasi semakin menjauhkan kesejahteraan dari masyarakat. Maka dari penjelasan ini, pemilu dan demokrasi tidak mempunyai konsepsi yang mantap.

Jadi, dari tinjauan histories dan konsepsi pemilu dan demokrasi tidak mempunyai hubungan dengan kesejahteraan, bahkan mungkin sebaliknya.

Jumat, 03 April 2009

free sex, safe sex, dan kondomisasi; proyek pembejadan manusia abad 21

KH Dr. Muh. Usman, AFK dalam dalam artikelnya menyatakan bahwa Kondom yang terbuat dari bahan latex yang berpori-pori dengan diameter 1/60 mikron dalam keadaan tidak meregang (dan dalam keadaan meregang lebar pori-pori tersebut menjadi 10 kali lebih lebar). Sedangkan virus HIV sendiri berdiameter 1/250 mikron. Ini adalah hasil laporan dari Konferensi AIDS Asia Pacific di Chiang Mai, Thailand (1995). Dengan demikian, virus HIV jelas dengan leluasa dapat menembus pori-pori kondom, seperti tikus yang dapat keluar masuk melewati pintu rumah. Dapat pula diumpamakan, bahwa besarnya spermatozoid seukuran jeruk garut, sedangkan kecilnya virus HIV/AIDS seukuran titik. Sehingga Direktur Jenderal WHO Hiroshi Nakajima (1993) meragukan efektivitas kondom. Kondom hanya dirancang sebagai alat kontrasepsi, bukan dirancang untuk mencegah HIV / AIDS. Meskipun demikian masih ada yang beranggapan bahwa virus HIV akan ditangkap sel darah putih sehingga tidak dapat menembus pori-pori kondom. Sehingga menjadi tidak rasional jika mengamankan pelaku illegal sexual activity supaya terhindar dari AIDS hanya dengan kondom.

bagaimana, jelaslah sudah mana yang benar, mana yang keliru. mana yang berilmu mana yang bahlul. mari kita ikuti yang sudah pasti dan benar saja, tinggalkan dan lawan yang keliru dan menyesatkan.
tolak pembodohan dan pembusukan masyarakat, lawan dan berantas kondomisasi, safe sex, dan free sex........ and save the generation...