Kamis, 02 April 2009

WHO IS THE TRUTH HOLDER?

Mari kita mulai pencarian ini dengan pertanyaan siapa sebenarnya diri kita. Menjadi menarik dan lebih menantang untuk menelusur jawbah mana yang ‘lebih’ benar dari sekian jawaban atas pertanyaan tadi. Sebagian manusia berpendapat bahwa jawaban yang paling benar adalah jawaban dari kita sendiri, dengan kata lain kita mengadili diri kita sendiri, dan hasilnya pasti benar, karena saya adalah saya sendiri, kamu adalah kamu, dan saya pasti bukan kamu. Jadi yang paling tahu siapa saya tentu saja hanya saya, tidak mungkin kamu.

Sebagian lagi berpendapat bahwa kita adalah sebagaimana orang lain rasakan, atau kita seperti kesan yang orang lain dapatkan.

Mana yang ‘lebih’ benar? Menurut saya, bahwa saya adalah saya, kamu adalah kamu, kamu bukan saya, dan saya bukan kamu. Dan tentu saja semua orang akan mempunyai jawaban yang berbeda-beda , dan itu sah-sah saja. Namun mana yang ‘lebih’ benar tentu saja belum dapat dipastikan, dan entah bisa ataukah tidak. Hal ini karena semua orang benar-benar unik. Semua orang mempunyai karekter dan latarbelakang yang benar-benar khas dan sungguh berbeda.

Dari uraian tadi, maka bisa sedikit disimplkan bahwa seringkali apa yang kira anggap benar dianggap sebaliknya oleh orang lain, dan bahkan mungkin lebih parah dari itu. Juga berlaku sebaliknya, apa yang orang lain katakan kadang kala terdengar begitu mengganggu dan menyedihkan, walaupun orang lain menganggapnya sebagai suatu kebenaran. Atau mungkin juga apa yang menyenangkan untuk kita dianggap sebagai hal bodoh dan menyebalkan untuk orang lain. Begitu pula sebaliknya, hal yang menyenangkan untuk mereka seringkali menjadi hal yang begitu memuakan dan memancing kemarahan.

Perbedaan-perbedaan yang demikian itu juga berlaku dalam menentukan jawaban siapa yang terbaik. Itu merupakan suatu kepastian, dan mungkin akan selalu ada. Jika tidak demikian maka saya yakin tidak pernah akan ada perdebatan yang panjang dalam rapat, tidak akan ada rapat yang menguras waktu dan tenag di DPR, dan juga tidak akan adap perang antara Amerika dan Palestine. Itu semua adalah suatu kepastian dan pasti akan terus ada, bahwa apa yang terbaik menurut kita bisa menjadi yang terburuk bagi orang lain, dan berlaku pula sebaliknya. Maka yang terbaik manakah yang benar-benar terbaik?

Andai saja tidak ada yang benar-benar terbaik secara hakikat, maka saya akan sangat begitu yakin bahwa kehidupan di dunia ini akan menjadi kehidupan yang terburuk. Dan andai saja yang terbaik adalah yang terbaik menurut pandangan masing-masing orang, maka bukan suatu kesalahan jika saya katakan betapa buruknya dunia ini dan betapa bodoh dan piciknya manusia.

Selain dari semua perbedaan di atas, saya yakin bahwa kebaikan yang benar-benar terbaik pasti ada, tidak mungkin tidak. Kebaikan yang terbaik adalah yang terbaik yang berasal dari kebenaran yang paling benar. Kebaikan tidak mesti berasal dari hal yang menyenangkan, atau dari hal yang memberikan banyak kenikmatan. Atau keburukan tidak bisa juga didefinisikan sebagai semua hal yang menyusahkan dan memberatkan kita. Karena kesenangan, kenikmatan, kesusahan dan beban adalah semata apa yang kita rasakan, dan bukan merupakan kebenaran itu sendiri. Kebaikan berasal dari kebenaran, dan kebenaran pasti menghasilkan kebaikan, dan mungkin saja kebenaran dan kebaikan akan memberikan banyak kesenangan, namun sangat mungkin juga kebaikan dan kebenaran memberi kita kesusahan dan kegetiran yang melimpah. Oh betapa terbatasnya manusia, jika hanya menjadikan kesenangan dan kesusahan sebagai satu-stunya jalan dalam menentukan kebaikan dan kebenaran.

Kebenaran bukan relatif, kebenaran tidak berbilang, kebenaran adalah mutlak dan tak berbilang, kebaikan hanya berasal dari kebenaran yang satu, tidak lebih. Kebenaran adalah apa yang menentramkan hati kita, kebenaran adalah apa yang sesuai dengan fitrah dan kodrat manusia, kebenaran adalah apa yang mempu memuaskan akal kita. Kebenaran adalah dari sang pencipta alam semesta yang Esa, yang Kuasa, dan yang Perkasa, tiada kebaikan dan kebenaran selain-Nya. Maka hanya Alloh SWT-lah The TRUTH holder, bukan saya, kamu atau mereka!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar